Kamis, 12 April 2012

Lamno keturunan (PORTUGIS) Kulit putih bermata Biru

Nama Lamno begitu populer, dikarenakan sebagian penduduknya berciri khas orang Eropa, sehingga sebutan "si Mata Biru" atau "bulek Lamno" pun tidak terbantahkan ketika kita melihat sosok mereka.

Tsunami yang menggulung Aceh, 26 Desember 2004, merenggut lebih dari 100 ribu orang, hanya di Serambi Mekah. keturunan Portugis terdapat di Lamno kec.Jaya.Kab.Aceh. Jaya . Profinsi Aceh. nyaris tak tersisa lagi akiban musibah Tsunami 2004 yang lalu ‘si Mata Biru’, penduduk Aceh keturunan Portugis. Desa-desa mereka tersapu dahsyatnya gelombang gergasi. Sudah lama Lamno, ibu kota Kecamatan Jaya, populer karena sebagian penduduknya tak seperti warga Aceh kebanyakan. Meski dari kampung, fisik mereka mirip orang Eropa: Mata biru kecokelatan, hidung mancung, kulit putih, rambut pirang, dan perawakan tinggi.

                                                                        dara Portugis
            Mereka kebanyakan adalah penduduk asli Daya. Sampai saat ini tidak ada cerita yang pasti soal asal muasal mengapa si Mata Biru ada di pedalaman desa di bawah kaki gunung Geureute Aceh Jaya. Bermata biru Tidak semua penduduk Lamno yang berada di kecamatan Jaya, kabupaten Aceh Jaya memiliki postur tinggi, berhidung mancung, berambut pirang, berkulit putih dan bermata biru kecoklatan. Ciri khas tersebut hanya dimiliki oleh penduduk asli Daya keturunan Portugis. Wahidin, salah seorang warga desa Ujong Muloh yang mempunyai darah keturunan Portugis mengatakan komunitas si Mata Biru atau lebih dikenal dengan sebutan bulek Lamno, kini sudah berkurang jumlahnya. “Merupakan keturunan kedelapan karena dari orangtua kami ada yang kelima dan enam. Di kabupaten Aceh Jaya dan khususnya kecamatan Jaya dan ada lagi kecamatan Baru, namanya kecamatan Indra Jaya di situ terdapat beberapa desa yang dihuni oleh penduduk keturunan Portugis yang pada abad ke-14 sampai ke-16 terdampar di daerah kerajaan Daya,” cerita Wahidin. “Masyarakat dan kerajaan Daya menahan tentara Portugis, lalu mereka menikah dengan orang-orang yang berada di sekitar kerajaan Daya. Desa-desa yang menjadi basis keturunan Portugis penduduknya yaitu desa Ujong Muloh, Kuala Daya, Gle Jong, Teumareum dan Lambeso, ini umumnya hampir semua perempuan dan laki-lakinya berciri khas kulit putih, rambut pirang dan hidung mancung.” Sementara prianya ditambah dengan berbulu di tangan dan bulu dada yang tebal. “Di Lamno pengaruh Islam luar biasa. Tentara Portugis yang telah kawin dengan dengan masyarakat Lamno mengikuti agama Islam,” kata Wahidin, warga desa Ujong Muloh. Dialek Lamno sebuah wilayah yang terletak di pesisir Barat Aceh, berjarak 86 kilometer dari kota Banda Aceh, ibukota Provinsi. Adat istiadat Komunitas si Mata Biru sama dengan penduduk Aceh lainnya, hanya dialek bahasa yang membuat penduduk keturunan Portugis ini menjadi berbeda. “Menyangkut dengan bahasa masyarakat Lamno berbeda dengan bahasa yang ada di kota. Orang keturunan Portugis itu menggunakan dialek bahasa Daya. Umpamanya kalo kamo (kami), bahasa Lamnonya kame atau kamey, (hari ini) uronyo disebut uronyee.” Ada dua versi cerita tentang asal-usul keberadaan orang Portugis di Lamno.
                                                                  Putara Portugis

         Versi pertama mengatakan Portugis datang ke Aceh untuk menjajah pada tahun 1519 dan menikah dengan penduduk setempat, sedangkan versi kedua mengatakan sebuah kapal perang Portugis yang berisikan ratusan prajurit terdampar di perairan Lamno. Kemudian Raja Daya yang berkuasa pada saat itu menyelamatkan prajurit dan menerima mereka menjadi penduduk setempat, dengan syarat harus memeluk agama Islam. Tsunami Kini keberadaan si Mata Biru atau bulek Lamno keturunan Portugis sudah berkurang jumlahnya. Desa-desa yang menjadi basis keturunan Portugis tersebut tersapu oleh dahsyatnya gelombang Tsunami. Karena imbas tsunami yang luar biasa, keturunan Portugis itu terpencar. Ada yang ke Banda Aceh, Lhokseumawe dan Meulaboh. Setelah tsunami mereka kawin dengan orang di sekitar tempat pengungsian. “Dari hasil perkawinan tersebut sudah ada anak-anak keturunan Portugis berada di luar kecamatan Jaya.” Pemerintah Portugal sendiri telah menyalurkan bantuan pembangunan fasilitas kesehatan dan pendidikan di kawasan tersebut yang masih tersisa. Menurut catatan sejarah yang ada di pusat dokumen induk Aceh, Marco Polo dalam petualangan pelayaran keliling dunianya tahun 1292-1295 pernah singgah di kerajaan Daya dan menulis buku tentang kebesaran kerajaan Daya berbaur dengan prajurit Portugis di Lamno. 

Sumber:
http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/si-mata-biru-keturunan-portugis-dari-lamno http://nasional.vivanews.com/news/read/302376–si-mata-biru—orang-aceh-keturunan-portugis iv dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">

Si Mata Biru, Orang Aceh Keturunan Portugis | Gaptek Update

Si Mata Biru, Orang Aceh Keturunan Portugis | Gaptek Update

Rabu, 11 April 2012

keindahan Lamno

                                  foto di ambil sebelum Tsunami 2004, puncak dari Gerutee




                                  foto di ambil setelah Tsunami 2004, dari atas uncak Geurutee





                        foto pemandangan saat sore mau menjelang malam tiba, dari atas puncak Geurutee

lutung si pengghuni Geurutee













Senin, 02 April 2012

Himpunan Pecinta Alam dan Lingkungan Cuplet Jaya


Organisasi  Mahasiswa Pecinta Alam  Lamno kabupaten Aceh Jaya ini bernama Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam dan Lingkungan CUPLET Jaya, kemudian disebut HIMAPAL CUPLET Jaya, nama ini diambil dari gunung tertinggi di kecamatan Jaya kabupaten Aceh Jaya.
HIMAPAL CUPLET Jaya berkedudukan di  gampong Jeulingke Kota Banda Aceh. HIMAPAL CUPLET Jaya didirikan di gampong Jeulingke kecamatan Syiah Kuala kota Banda Aceh, pada tanggal Lima belas Maret tahun Dua ribu Sepuluh untuk waktu tidak terbatas.

(1)     HIMAPAL CUPLET Jaya bertujuan untuk menumbuhkan, memupuk, membina dan mengembangkan kecintaan terhadap alam beserta segenap isinya sebagai pernyataan rasa cinta terhadap ALLAH SWT sebagai pencipta.


(2)HIMAPAL CUPLET Jaya bertujuan pula untuk mengembangkan dan membina pribadi  
berluhur, ketahanan jasmani dan rohani, serta ilmu pengetahuan demi kemanusiaan



                                    Biodiversyti Opservation Jantho Gle Bae



SSG yang di adakan oleh Mapala STIK.yang di ikut seertakan oleh HIMAPAL Cuplet Jaya



Spedd Rally yang di selengarakan Oleh Mapala UNMUHA yang ikut sertakan Oleh HIMAPAL Cuplet Jaya, HIMAPAL Cuplet Jaya mendapat Juara lll dari 18 tim seruruh Mapala se Indonesia